Leaching Sianida adalah proses pelindian
selektif oleh sianida dimana hanya logam-logam tertentu yang dapat
larut, misalnya Au, Ag, Cu, Zn, Cd, Co dan lain-lain.
Setelah menemukan garam sianida, Carl Wilhelm Scheele
membuktikan bahwa emas dapat terlarut dalam larutan sianida pada
tahun 1783. Melalui karya Bagration (1844), Elsner (1846), dan
Faraday (1847), dipastikan bahwa setiap atom emas membutuhkan dua
sianida, yaitu stoikiometri senyawa larut.
Namun ekstraksi emas dengan menggunakan
leaching sianida diterapkan pertama kali oleh John Stewart Mac
Arthur
yang didanai dua bersaudara Dr Robert dan Dr William Forrest,
di Glasgow, Scotland tahun 1887. Metode ekstraksi bijih emas dengan
sianida yang dikenal sebagai proses MacArthur-Forrest
merupakan proses hidrometalurgi yang paling ekonomis dan hingga kini
telah diterapkan pada berbagai industri pengolahan emas di dunia.
Walau sesungguhnya banyak lixiviants (leaching agen)
lainnya yang dapat digunakan, antara lain :
-
Bromides ( Acid and Alkaline )
-
Chlorides
-
Iodium-Iodida
-
Thiourrea / Thiocarbamide ( CH4N2S )
-
Thiosulphate ( Na2S2O3 )
Untuk keperluan ekstraksi dari bijihnya, proses
dengan melibatkan senyawa sianida dapat diterapkan pada
ekstraksi logam emas. Emas membentuk berbagai senyawa kompleks.
Emas (I) oksida, Au2O
adalah salah satu senyawa yang stabil dengan tingkat oksidasi
+1, seperti halnya tembaga, tingkat oksidasi +1 ini hanya stabil
dalam senyawa padatan, karena semua larutan garam emas (I)
mengalami disproporsionasi menjadi logam emas dan ion emas (III)
menurut persamaan reaksi :
3Au+(aq)
→ 2Au (s) + Au3+(aq)
(Bertrand, 1895).
Pada pelindian sianidasi para peneliti sepakat
bahwa sebelum membentuk senyawa kompleks dengan ion sianida,
logam emas harus teroksidasi dahulu menjadi ion emas. Prosesnya
merupakan proses redoks (reduksi-oksidasi) dimana ion sianida
membentuk senyawa kompleks kuat dengan ion Au+
dan diiringi dengan reduksi oksigen di permukaan logam menjadi
hidrogen peroksida atau menjadi hidroksil seperti reaksi berikut
ini :
Oksidasi | : Au → Au+ + e |
Pembentukan kompleks |
: Au+
+ 2CN- → [Au(CN)2]-
|
Reduksi | : O2 + 2H2O + 2e → H2O2 + 2OH- |
O2 + 2H2O + 4e → 4OH- |
Ada banyak teori tentang pelarutan emas mulai
dari Teori Oksigen Elsner, Teori Hidrogen Janin, Teori Hidrogen
Peroksida Bodlanders, Teori korosi Boonstra, sampai Teori
Pembuktian Kinetika dari Habashi. Teori yang paling banyak
dipakai adalah Teori Oksigen Elsner dan Pembuktian Kinetika
Habashi.
Teori Oksigen Elsner, reaksi pelarutan Au dan Ag
dengan sianida adalah sebagai berikut :
4Au + 8CN- + O2
+ 2 H2O
→
4Au(CN)2- + 4NaOH-
4Ag + 8CN- + O2 + 2 H2O
→
4Ag(CN)2- + 4NaOH-
Teori Pembuktian Kinetika ( Habashi. 1970 ),
reaksi pelarutan Au dan Ag adalah sebagai berikut :
2Au + 4CN- + O2 + 2 H2O → 2Au(CN)2- + 2OH- + H2O2
2Au + 4CN- + O2 + 2 H2O → 2Au(CN)2- + 2OH- + H2O2
2Ag + 4CN- + O2 + 2 H2O
→ 2Ag(CN)2- + 2OH- + H2O2
Mekanisme reaksi ini adalah
mekanisme elektrokimia. Hidrogen peroksida telah dideteksi dalam
larutan sianida dimana emas telah terpisah secara cepat, dan
observasi ini menunjukkan bahwa beberapa emas kemungkinan
terpisah melalui sepasang reaksi yang melibatkan pembentukan
pertama hidrogen peroksida (Chirstie, 1986).
2Au + 4CN- + O2 + H2O → 2(Au(CN)2- + 2OH- +
H2O2
Lalu hidrogen peroksida bereaksi dengan
beberapa emas dan sianida.
2Au + 4CN- + H2O2 → 2(Au(CN)2- + 2OH-
Proses pengolahan
emas dengan sianida
terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses pelarutan /
pelindian ( leaching ) dan proses pemisahan emas (
recovery ) dari larutan kaya. Pelarut yang biasa
digunakan dalam proses cyanidasi adalah Sodium
Cyanide (
NaCN
), Potassium Cyanide ( KCN ) ,
Calcium Cyanide [ Ca(CN)2
], atau
Ammonium Cyanide ( NH4CN
). Pelarut yang paling sering digunakan adalah NaCN,
karena mampu melarutkan emas lebih baik dari pelarut
lainnya.
Walaupun penggunaan metode ini sama halnya dengan metode
ekstraksi yang lain yang masih memiliki potensi dampak berupa efek beracunnya
bagi pekerja dan lingkungan, ekstraksi emas dengan menggunakan metode leaching
sianida saat ini telah menjadi proses utama ekstraksi emas dalam skala industri,
karena metode ini menawarkan tehnologi yang lebih efektif dan efisien, antara
lain adalah :
-
Heap leaching ( pelindian tumpukan ) : pelindian emas dengan cara menyiramkan larutan sianida pada tumpukan bijih emas ( diameter bijih < 10 cm ) yang sudah dicampur dengan batu kapur. Air lindian yang mengalir di dasar tumpukkan yang kedap kemudian di kumpulkan untuk kemudian dilakukan proses berikutnya. Efektifitas ekstraksi emas berkisar 35 – 65 %
-
Agitated tank leaching ( pelindian adukan ) : pelindian emas yang dilakukan dengan cara mengaduk bijih emas yang sudah dicampur dengan batu kapur dengan larutan sianida pada suatu tangki dan diaerasi dengan gelembung udara. Lamanya pengadukan biasanya selama 24 jam untuk menghasilkan pelindian yang optimal. Air lindian yang dihasilkan kemudian dikumpulkan untuk kemudian dilakukan proses berikutnya. Efektifitas ekstraksi emas dapat mencapai lebih dari 90 %.
Tank leaching ( tong pengolahan emas )
dapat menggunakan beberapa model, selain model tangki silinder dilengkapi
propeler sebagai agitator ( pengaduk ), dapat pula menggunakan tong kerucut
dengan menggunakan tenaga angin dari kompresor sebagai aerator sekaligus
agitator.
Tong pengolahan emas model kerucut dapat
terbuat dari plat besi dengan rangka besi sebagai penyangga sehingga posisi
tong menjulang tinggi.
Atau membuat sumur yang dengan
konstruksi bata daan semen atau dilapisi terpal plastik agar kedap
air.
Sumber : www.mineraltambang.com
Mohon ijin admin , numpang iklan promosi yaa...
BalasHapusKami menjual aneka Kapur :
- Kapur Aktif / Cao / Kalsium Oksida.
- Kapur Padam / CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
- Kapur Tepung / CaCo3 /Kalsium Karbonat / Kapur pertanian /Kaptan .
- Zeolite .
- Bentonite .
- Dolomite dll.
Untuk informasi lebih lanjut Silahkan hubungi :
Bpk Asep
081281774186
085793333234
Silahkan simpan nomor dan hubungi jika sewaktu waktu membutuhkan.