Ekstraksi adalah proses pemisahan berdasarkan pada
distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua
pelarut yang tidak saling bercampur. Terdapat dua metoda pilihan
yang dapat diterapkan dalam ekstraksi emas yaitu sianidasi dan
amalgamasi. Dalam mengekstraksi logam dari bijihnya, tidak semua
tahapan proses harus dilakukan. Apabila suatu bijih secara teknologi
dapat diolah langsung dengan proses hidrometalurgi, maka faktor
selanjutnya yang mempengaruhi pemilihan proses adalah faktor
ekonomis.
Dalam skala industri, pelindian sianidasi merupakan
suatu proses hidrometalurgi yang paling ekonomis dan hingga kini
telah diterapkan pada berbagai pabrik pengolahan emas di dunia.
Istilah proses pelindian yang selekt if dipakai dengan tujuan agar
dapat memilih pelarut tertentu yang dapat melarutkan logam berharga
tanpa melarutkan pengotornya. Logam emas sangat mudah larut dalam
KCN, NaCN, dan Hg, sehingga emas dapat diambil dari mineral
pengikatnya melalui amalgamasi (Hg) atau dengan menggunakan larutan
sianida (biasanya NaCN). Selain itu emas dapat larut pada aquaregia,
dengan persamaan reaksi :
Au(s) + 4HCl(aq) + HNO3(aq) → HAuCl4(aq) + NO (g) +
2H2O(l)
Extraksi emas dalam skala industri yang paling umum
dilakukan yaitu :
- Amalgamasi
- Sianidasi
Amalgamasi merupakan proses ekstraksi emas dengan cara
mencampur bijih emas dengan merkuri ( Hg ).
Produk yang terbentuk adalah ikatan antara emas-perak dan merkuri yang
dikenal sebagai amalgam ( Au – Hg ). Amalgam adalah sebuah kombinasi atau
campuran air raksa dengan logam lain atau dengan alloy. Merkuri akan
membentuk amalgam dengan semua logam kecuali besi dan platina.
Penggunaan raksa alloy atau amalgam pertama
kali pada 1828, meskipun penggunaan secara luas teknik baru ini
dicegah karena sifat air raksa yang beracun. Sekitar 1895 eksperimen
yang dilakukan oleh GV Black menunjukkan bahwa amalgam aman
digunakan, meskipun 100 tahun kemudian ilmuwan masih
diperdebatkannya.
Amalgam masih merupakan proses
ekstraksi emas
yang paling sederhana dan murah, namun demikian amalgamasi akan efektif pada
emas yang terliberasi sepenuhnya maupun sebagian pada ukuran partikel yang lebih
besar dari 200 mesh ( 0.074 mm ) dan dalam membentuk emas murni yang bebas (
free native gold ). Tiga bentuk utama dari amalgam adalah AuHg2, Au2Hg and
Au3Hg.
Proses amalgamasi merupakan
proses kimia fisika, apabila amalgamnya dipanaskan, maka akan terurai menjadi
elemen-elemen yaitu air raksa dan bullion
emas. Amalgam dapat terurai dengan pemanasan di dalam sebuah retort, air
raksanya akan menguap dan dapat diperoleh kembali dari kondensasi uap air raksa
tersebut. Sementara Au-Ag tetap tertinggal di dalam retort sebagai logam.
Selain sederhana cara pengolahannya dan murah biaya
operasionalnya, pengolahan bijih emas dengan metoda amalgamasi ini juga mudah
dalam pemasaran produknya karena baik dalam bentuk amalgam, bullion maupun
berupa logam emas sudah bisa dipasarkan dengan harga standar berdasarkan
kualitas produk dan harga pasar logam emas murni internasional yang berlaku saat
itu. Oleh sebab itu, metoda ini menjadi pilihan utama bagi pertambangan rakyat
pada umumnya.
Metode pembentukan amalgam secara umum ada 2, yaitu :
-
Seluruh bijih di amalgamasi pada proses menerus : merkuri dicampur dengan seluruh bijih dalam kotak pompa, dituangkan ke dalam sluice box selama proses konsentrasi, ditambahkan dalam sistem penggerusan (glundung) atau seluruh bijih di amalgamasi dalam papan tembaga.
-
Amalgamasi pada konsentrasi gravitasi hanya pada proses tidak menerus: merkuri dicampur dengan konsentrat dalam pengaduk, dulang maupun drum sehingga diperlukan pemisahan amalgam dari mineral berat.
Tahapan amalgamasi secara sederhana sebagai berikut :-
Sebelum dilakukan amalgamasi hendaknya dilakukan proses kominusi dan konsentrasi gravitasi, agar mencapai derajat liberasi yang baik sehingga permukaan emas tersingkap.
-
Pada hasil konsentrat akhir yang diperoleh ditambah merkuri ( amalgamasi ) dilakukan selama + 1 jam
-
Hasil dari proses ini berupa amalgam basah ( pasta ) dan tailing. Amalgam basah kemudian ditampung di dalam suatu tempat yang selanjutnya didulang untuk pemisahan merkuri dengan amalgam
- Terhadap amalgam yang diperoleh dari kegiatan pendulangan kemudian dilakukan kegiatan pemerasan ( squeezing ) dengan menggunakan kain parasut untuk memisahkan merkuri dari amalgam ( filtrasi ). Merkuri yang diperoleh dapat dipakai untuk proses amalgamasi selanjutnya. Jumlah merkuri yang tersisa dalam amalgan tergantung pada seberapa kuat pemerasan yang dilakukan. Amalgam dengan pemerasan manual akan mengandung 60 – 70 % emas, dan amalgam yang disaring dengan alat sentrifugal dapat mengandung emas sampai lebih dari 80 %
- Retorting yaitu pembakaran amalgam untuk menguapkan merkuri, sehingga yang tertinggal berupa alloy emas.
Ekstraksi Amalgamasi yang baik :-
Lokasi ekstraksi bijih harus terpisah dari lokasi kegiatan penambangan.
-
Dilakukan pada lokasi khusus baik untuk amalgamasi untuk meminimalkan penyebab pencemar bahan berbahaya akibat peresapan kedalam tanah, terbawa aliran air permukaan maupun gas yang terbawa oleh angin.
-
Dilengkapi dengan kolam pengendap yang berfungsi baik untuk mengolah seluruh tailing hasil pengolahan sebelum dialirkan ke perairan bebas.
-
Lokasi pengolahan bijih dan kolam pengendap diusahakan tidak berada pada daerah banjir.
-
Hindari pengolahan dan pembuangan tailing langsung ke sungai.
-
SUMBER : www.mineraltambang.com
Mohon ijin admin , numpang iklan promosi yaa...
BalasHapusKami menjual aneka Kapur :
- Kapur Aktif / Cao / Kalsium Oksida.
- Kapur Padam / CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
- Kapur Tepung / CaCo3 /Kalsium Karbonat / Kapur pertanian /Kaptan .
- Zeolite .
- Bentonite .
- Dolomite dll.
Untuk informasi lebih lanjut Silahkan hubungi :
Bpk Asep
081281774186
085793333234
Silahkan simpan nomor dan hubungi jika sewaktu waktu membutuhkan.