Oksigen memainkan peran penting dalam proses leaching. Telah terbukti bahwa tingkat pembubaran 
 emas dalam larutan sianida berbanding lurus 
 dengan jumlah oksigen hadir. Pada umumnya semakin tinggi oksigen maka reaksi juga 
 semakin cepat. 
 
Tetapi ternyata berdasarkan teori limiting 
 rate didapatkan bahwa perbandingan sianida dan oksigen dalam larutan adalah 
 tetap yaitu 6 (enam). Sehingga jika sianida berlebih maka yang menentukan 
 kecepatan reaksi adalah kelarutan oksigen, demikian pula sebaliknya. Pada 
 konsentrasi sianida rendah, kecepatan pelindian hanya tergantung pada 
 konsentrasi sianida (konsentrasi oksigen tidak mempengaruhi), tetapi pada 
 konsentrasi tinggi, kecepatan pelindian hanya tergantung pada konsentrasi 
 oksigen. 
 
Air normal pada umumjnya  memiliki 
 oksigen terlarut 8-9 ppm yang ada di dalamnya. Sehingga apabila oksigen ini 
 digunakan oleh reaksi lainnya,  diperlukan penambahan oksigen ke 
 dalamnya untuk mempercepat reaksi. Selain oksigen dari udara sebagai  
    oxidizing agents / agen pengoksidasi dengan cara 
 menginjeksikannya ke dalam larutan sianida dengan menggunakan kompresor 
 (aerasi), untuk memperkuat proses oksidasi dapat pula ditambahkan 
    oxidizing agents lainnya seperti Potassium Ferricyanide, 
 Potassium Permanganate (KMNO4) , 
    Ozone (O3), Sodium Peroxide (Na2O2), Calsium Peroxide (CaO2), dan 
    Acetone. Namun oksidator yang sering digunakan adalah
    Hydrogen Peroxide / Hidrogen peroksida (H2O2), selain 
    pertimbangan mudah penggunaannya, bahan ini mudah diperoleh di 
    pasaran dengan konsentrasi 30% dan relatif murah dibandingkan dengan oksidator lainnya.
Penggunaan Hidrogen peroksida ( H2O2 
 ) dalam larutan sianida telah dideteksi di mana emas dapat terpisah secara cepat.
2Au + 
 4CN- + H2O2 → 2[Au(CN)2]- + 2OH-
 
Di dalam bijih emas biasanya terdapat berbagai 
    mineral sulfida reaktif seperti pyrite, arsenopyrite, 
    chalcopyrite, marcasite, pyrrhotite, realgar, dan chalcocite. 
    Mineral-mineral logam ini umumnya akan ikut terlarut ke dalam 
    larutan sianida, sedang mineral pengotor kuarsa tidak larut ke 
    dalam larutan sianida. 
Cu2S + 6CN-  
    → 2[Cu(CN)3]2- 
    + S2-
    
Zn2S + 4CN- → 2[Zn(CN)4]2- + S2-
FeS + 6CN- + 2O2 → [Fe(CN)6]4- + [SO4]2-
Ion sulfida yang terbentuk akan bereaksi dengan oksigen membentuk thiosianat yang
tidak mempengaruhi kelarutan emas :
Zn2S + 4CN- → 2[Zn(CN)4]2- + S2-
FeS + 6CN- + 2O2 → [Fe(CN)6]4- + [SO4]2-
Ion sulfida yang terbentuk akan bereaksi dengan oksigen membentuk thiosianat yang
tidak mempengaruhi kelarutan emas :
S2- 
    + CN- + 0,5 O2 
    + H2O → CNS- 
    + 2OH-
    
Juga akan teroksidasi menjadi thiosulphate :
Juga akan teroksidasi menjadi thiosulphate :
S2-+ 2O2 
    + H2O  → [S2O3]-+ 
    2OH- 
Reaksi-reaksi di atas menunjukkan bahwa kehadiran 
    mineral pengotor dapat memperlambat kecepatan pelarutan. Apabila 
    terbentuk ion sulfida dalam proses 
    sianidasi sering membentuk film  pasif pada permukaan emas 
    sehingga menghambat proses pelarutan emas. Namun demikian, efek 
    ini dapat dihilangkan atau diminimalkan dengan cara 
    preareation intensif dan menambahkan garam Pb seperti Lead Nitrate [Pb (NO3)2] 
    sebelum proses sianidasi yang akan mengendapkan ion sulfida dalam 
    bentuk Pb sulfida yang tidak larut dalam air. 
Penggunaan Ion NO3- 
        adalah anion yang sangat efektif dan kuat dalam 
    mengoksidasi mineral batuan. Namun bila menggunakan Acid  
    Nitric (HNO3) tentulah membutuhkan penanganan yang lebih 
    kompleks karena dalam proses sianida membutuhkan pH yang tinggi 
    untuk mencegah timbulnya gas HCN. Untuk mendapatkan ion NO3- 
    yang netral digunakan Lead Nitrat [Pb (NO3)2]   
    sebagai
    promotor di dalam pulp. Garam timbal ini akan terurai dalam air 
    menjadi kation Pb2+ dan anion NO3-. 
    
Lead Nitrate [Pb (NO3)2] 
    sebagai promotor 
    mencegah terlarutnya sulfida (S-2) dari PbS atau HgS dalam proses sianidasi, sehingga 
    menjaga permukaan emas bersih. Penggunaan Lead Nitrate dapat 
    meningkatkan kecepatan leaching, karena terjadinya reaksi 
    electrochemical yang menghasilkan sel galvanik lokal antara emas 
    dan timah (semi electrolisis), khususnya dalam pengolahan 
    sebagian bijih sulfida yang mengandung pyrite 
    dan sedikit pyrrhotite dan chalcopyrite.
              Kebutuhan Lead Nitrate (PbNO3)2  sebagai
    promotor
   sebanyak sebanyak 0,01% s/d  0,03% untuk jenis batuan oksida   
   dan 0,05% s/d  0,08%  untuk jenis batuan sulfida.  
   Proses penambahan [Pb (NO3)2] dapat dilakukan 
   di awal maupun bersamaan dengan proses sianidasi. 
              Selain Lead 
   Nitrate, garam logam yang dapat digunakan sebagai promotor  adalah 
   Bismuth Nitrate [Bi(NO3)3],
   Thallium Nitrate (TlNO3),
   Mercury Sulphfate (HgSO4), 
   dan Silver Nitrate (AgNO3). 
   Alternatif lainnya dapat menggunakan  Lead Acetate 
   dan Mercury Acetate. 
Cara lain yang dapat diterapkan adalah dengan 
    menambahkan kapur Ca(OH)2 
    sebelum proses sianidasi, sehingga mineral sulfida akan 
    terdekomposisi dan akhirnya mengendap sebagai CaSO4  
    (Sudarsono, 2003), sesuai reaksi : 
FeS + 2OH- →  
    Fe(OH)2 + S2-
2Fe(OH)2 + 0,5 
    O2 + H2O 
    →  2Fe(OH)3 
S2- + 2O2 
    →  [SO4]2-
[SO4]2- 
    + Ca2+
    →  CaSO4
Proses Pretreatment dengan menggunakan kombinasi 
    antara 
    Hydrogen Peroxide (H2O2) dan 
    promotor idealnya berlangsung selama 2 - 4 jam.
Sumber : www.mineraltambang.com 
 
TQ Mas, senang berkunjung ke Blog ini,
BalasHapussip
Hapusmantab artikelnya broooo.....
BalasHapus