Selasa, 05 Maret 2013

PROSPEK EMAS

Gold prospecting yang dimaksudkan dalam hal ini adalah mendeteksi cebakan atau vein berdasarkan atas singkapan batuan yang didapatkan di permukaan.
Dalam melakukan kegiatan di lapangan, para prospektor biasanya menggunakan peralatan dan aksesoris seperti geologis, antara lain : palu geologi, pahat, kompas geologi, loupe, alat GPS, safety glasses, sarung tangan, senter, pisau stainless, micro pan (Menado="tibe"), magnet, kantong sample, dll. Palu geolologi dan pahat untuk memecah batuan dan pecahan batuan tersebut lantas diperiksa dengan loupe, apabila dirasa perlu dapat diambil dan dipergunakan sebagai sample yang disimpan dalam kantong sample. Kantong sample harus diberi label dan daftar tertulis atas lokasi agar mudah diingat. Safety glasses digunakan untuk melindungi mata ketika memecah batu untuk diambil sebagai sample. Pisau stainless steel memiliki kekerasan 6,5 pada skala Moh's untuk menguji tingkat kekerasan batuan sample. Micro pan digunakan sebagai alat konsentrator manual untuk memisahkan emas halus dari tepung batuan. Magnet digunakan untuk menguji sifat ferromagnetic mineral. Sedangkan kompas geologi dan GPS untuk mengetahui informasi tentang trek dan posisi.
Sample batuan diusahakan diambil dalam keadaan kering sebesar genggaman tangan (hand speciemen). Namun untuk tujuan khusus dapat diambil dalam ukuran yang lebih besar dalam jumlah yang lebih banyak. Untuk kepentingan pendataan, setiap pengambilan sample batuan harus disertai catatan yang berisi kode, nomor urutan lokasi, tempat dan tanggal penggambilan. Bila memungkinkan, pada permukaan batuan sample dituliskan juga kode dan nomornya batuan sample. Itulah sebabnya, pengambilan batuan sample disarankan diambil dari singkapan yang ditemukan dalam keadaan kering. Batuan sample ini selanjutnya dimanfaatkan sebagai bahan analisa laboratorium.
Selain terampil memanfaatkan peralatan, ketika dilapangan prospektor juga harus jeli mengamati singkapan batuan yang mengindikasikan keberadaan vein, antara lain :
Batuan Nat, yaitu batuan yang tersusun berbaris. Batuan ini sebelumnya tertanam dalam tanah, akibat erosi yang mengikis tanah membuat batuannya terekspose.
Sebaran kerikil kuarsa, sama halnya batuan nat, bebatuan ini sebelumnya tertanam dalam tanah, batuannya terekpose di permukaan akibat erosi yang mengikis tanah.
Batuan profile, bagian batuan vein yang nampak dipermukaan. Batuan ini umumnya memiliki ciri-ciri seperti terdapat kuarsa, pyrite, calcopyrite, terlihat urat / jalur, dll.
Clay. Selain mengamati warna dan kepekatannya, dengan mencucinya akan diperoleh material ikutannya seperti batuan kerikil, pasir kuarsa, atau pyrite. Periksa juga batuan yang mengapit di kanan kirinya.
Langkah lanjutan yang biasa dilakukan untuk mengetahui apakah potensi yang ada layak untuk ditambang atau tidak, antara lain :
  1. Pengeboran ( Drilling )
  2. Menggunakan Gold Detector.
  3. Trenching,
  4. Sampling and Assaying
      
    Gold Detector
    Gold detector merupakan alat yang sangat membantu kegiatan bagi para prospector di lapangan, Cara kerja alat ini hampir sama dengan metal detector, namun sensifitas sensornya dibatasi hanya beberapa jenis logam saja atau bahkan hanya mendeteksi emas saja. Sedangkan Metal detektor akan merespon semua jenis bahan konduktif atau magnetis. Di pasaran banyak ditawarkan berbagai merk dan type gold detector, dengan berbagai macam fitur dan radius jangkauan kedalaman dan keluasan. Untuk itu perlu dipahami, jenis dan karakter gold detector yang akan dipakai.
    Secara umum gold detector ada dua jenis berdasarkan karakter dan penggunaanya :
  5. Untuk mendeteksi emas nuggets. Jenis alat ini secara umum memiliki sensor berbentuk piringan yang disebut COIL. Contoh : MineLab GPX5000, X-Terra 705, Fisher F75, Excalibur II 10, Nokta GoldenKingPlus, dll.
  6. Untuk mendeteksi vein, pada jenis ini biasanya memiliki antena yang ditanam di tanah. Contoh : MidasTouch, VR 1000B, dll.
Tips menggunakan Gold Detector :
  1. Sebelum mulai mengoperasionalkan gold detector, pastikan baca buku manualnya terlebih dahulu karena tiap-tiap produsen menetapkan prosedur kerja yang berbeda terhadap produknya.
  2. Setelah memeriksa kondisi baterai, aktifkan dan biarkan selama 10-15 menit untuk menstabilkan baterai.
  3. Pilih TUNING outomatis bila tersedia fitur ini, bila tidak ada mulailah dengan tingkat sensivitas setengahnya. Baru kemudian diatur lebih rendah atau lebih tinggi sesuai kondisi lapangan.
  4. Headphone harus selalu dipakai dan lakukan uji coba dengan berbagai sasaran untuk mempelajari respon audio terhadap berbagai sasaran, karena sinyal audio yang dihasilkan biasanya bervariasi sesuai dengan jenis sasaran. Dengan pengalaman lapangan, respon audio dari berbagai sasaran akan menjadi akrab sehingga identifikasi akan lebih mudah.
  5. Perhatikan kondisi tanah, tanah yang kaya kandungan mineral dan basah sangat mempengaruhi kinerja alat. Tanah yang basah, dan banyaknya mineral yang bersifat konduktif  dan magnetis (umumnya mineral oksida besi) di tanah dapat menggangu sensifitas detector sehingga hasilnya tidak optimum.
     
Trenching yaitu membuat paritan untuk melihat keberadaan dan arah sebaran cebakan serta pengambilan sampling dengan menggunakan alat berat.
Penggunaan alat berat yang sering dipakai untuk membuat paritan yaitu beckhoe (Backhoe Trenches). Kelebihan penggunaan backhoes antara lain  sangat mobile, cepat, dan dapat menggali tanah cukup keras. Selain itu backhoe sangat fleksibel untuk pengambilan sampel yang relatif dangkal, hingga sekitar 6 meter (20-ft)

Pada saat menjalankan program pengambilan sampel dengan beckhoe, tanah harus cukup kering dan stabil. Setelah paritan dibuka, sample jalur  diambil dengan tangan atau pengambilan sampel massal dapat dilakukan menggunakan backhoe dengan mengambil semua materi dari penggalian.

Saat pengambilan sample menggunakan backhoe atau peralatan mekanis lainnya, hindari kemungkinan terjadinya kontaminasi terhadap sample dari bahan bakar dan pelumas, karena hal ini akan mengurangi nilai sample.

SAMPLING DAN ASSAYING 
Sebelum dilakukan proses pengolahan emas dalam sekala ekonomi tentu diperlukan langkah praproduksi melalui kajian yang mendalam dari berbagai aspek. Salah satu kajian yang perlu dilakukan yaitu kegiatan pengambilan sampling dan pengujian kandungan mineral dari bijih / batuan yang akan diolah.
Saat ini, tersedia banyak pilihan yang canggih untuk  menganalisa sampel batuan dan mineral. Tergantung pada hasil yang diperlukan, teknik seperti polarized cahaya dan elektron mikroskopi; difraksi x-ray, dan analisis kimia menggunakan berbagai metode spectrometric.
Polarizing mikroskopi adalah metode terbaik untuk mengidentifikasi dan memeriksa mineral. Dengan metode ini dapat diketahui informasi mengenai tekstur, struktur dan mineralogi dari sampel. Ini adalah informasi yang digunakan selama pertambangan dan pencarian. Selain itu dapat pula menggunakan metode assaying, yaitu analisis kimia untuk mengetahui kandungan emas atau mineral dari sampel batuan. Untuk mendapatkan analisa yang detail perlu menggunakan teknik analisis terbaru seperti Fire Assay, Atomic Absorption Spectrometry (AAS) , Induced Coupled Plasma (IC ), dan massa spectrometry.
  

Di bawah ini dijelaskan metode pengujian kandungan emas secara simple dan murah, namun memiliki sensifitas yang cukup memadai, yaitu menggunakan Aqua Regia.
Untuk menguji kandungan emas dalam biji / batuan  sbb. :
  1. Batuan sample dihaluskan hingga #200 mesh, dibutuhkan sample dari pit untuk grade control sebanyak 50 gr sedangkan sample dari process plant yang berupa konsentrat sebanyak 20 gr.
  2. Dengan menggunakan gelas ukur, buat Aqua Regia yaitu campuran 3 bagian HCL ( atau 4 bagian Muriatic Acid ) ditambah 1 bagian HNO3, sebanyak 4 s/d 5 kali volume batuan sample. ( 4 s/d 5 ml Aqua Regia per gram material ).
  3. Siapkan aquadest dalam labu erlenmeyer.
  4. Tuang dengan hati-hati Agua Regia ke dalam labu erlenmeyer yang berisi aquadest . Komposisi aquadest dengan Aqua Regia adalah 1 : 1, tujuannya agar Aqua Regia tidak terlalu bau namun masih cukup reaktif.
  5. Panaskan Aqua Regia dengan suhu antara 85 s/d 90  0C.
  6. Masukkan sedikit demi sedikit batuan yang telah dihaluskan tadi ke dalam Aqua Regia sambil amati reaksi yang muncul dan biarkan minimal 30 menit. Reaksi pelarutan emas dengan aqua regia :
    Au + 3HNO3 + 4HCl = HAuCl4 + 3NO2 + 3H2O
  7. Setelah didinginkan, saring untuk memisahkan larutan Aqua Regia dengan endapan.
  8. Untuk menguji ada tidaknya kandungan emas,  diteteskan Premixed® ( dapat dibuat sendiri dengan menggunakan 5% Stannous Chloride / Tin Chloride ( SnCl2 ) yang dilarutkan dengan 95% HCL ) pada endapan hasil penyaringan, bila berwarna ungu ( disebut Purple of Cassius ) berarti ada emasnya. Stannous Chloride ( SnCl2 ) merupakan reagen untuk mengetes emas yang sangat sensitif, dan mampu mendeteksi hingga 10 ppb.

    1. Untuk menetralkan residu HNO, tambahkan Urea [ CO(NH2)2 ] ke dalam Aqua Regia yang telah disaring, reaksinya :
      6 HNO3 + 5CO(NH2 ) 2 = 8N2 + 5CO2 + 13H2
      Caranya masukkan Urea sedikit demi sedikit sampai reaksi gelembung putihnya habis. Dari reaksi ini akan membuat asam nitrat menjadi netral dan kondisi pH berubah dari 0,1 menjadi pH 1,0.
    2. Masukkan Natrium Bisulphite dan amati reaksinya. Secara teori, setiap satu gram emas membutuhkan 1,89 gram Natrium Bisulphite. Namun, harus ditambahkan lebih banyak, sekitar 1,5 kali lagi.
      2HAuCl 4 + 2NaHSO3 = 2Au + 4HCl + Na2 SO4 + SO2
      Tunggu sekitar 30 menit, bila ada Presipitat ( endapan lumpur ) warna hitam kecoklatan, buang larutannya hingga tersisa Presipitat saja dengan cara disaring lalu dibilas dengan destilled water. Reagen alternatif untuk mengganti Natrium Bisulphite adalah Sodium Metabisulfide ( SMB ), Oxalic Acid, belerang, zinc, Sulphur Dioxide atau Copperas ( Ferrous Sulphate   ).
    3. Selanjutnya untuk membersihkan residu AgCl, tuang larutan amonia ( 30 ml Aqua Amonia dilarutkan dalam 100 ml air ) perlahan-lahan ke Presipitat sampai pH 8. Anda akan mendapatkan endapan yang disebut Gold Fulminating. Hati-hati dengan fulminan, jangan sampai kering karena Highly Explosive, Bahaya!
    4. Cuci Presipitat dengan distilled water untuk menghilangkan kelebihan amonia. Cuci beberapa kali hingga mendekati pH 7.
    5. Presipitat hasil bilasan tinggal dilebur untuk membentuk bullion emas.



  
 

3 komentar:

  1. saya minta petunjuk menambang emas tradisional yg modalnya kecil &menguntung kan

    BalasHapus
  2. Mohon ijin admin , numpang iklan promosi yaa...

    Kami menjual aneka Kapur :
    - Kapur Aktif / Cao / Kalsium Oksida.
    - Kapur Padam / CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
    - Kapur Tepung / CaCo3 /Kalsium Karbonat / Kapur pertanian /Kaptan .
    - Zeolite .
    - Bentonite .
    - Dolomite dll.

    Untuk informasi lebih lanjut Silahkan hubungi :

    Bpk Asep
    081281774186
    085793333234

    Silahkan simpan nomor dan hubungi jika sewaktu waktu membutuhkan.

    BalasHapus